PERKUATAN SINERGITAS PENTA HELIX UNTUK EDUKASI MASYARAKAT TERKAIT BAHAYA OBAT TRADISIONAL MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT (BKO)

  • 239
© BBPOM Makassar
Font size:
Print

BBPOM Makassar Galang Unsur Pentahelix Perangi Bahan Kimia Obat (BKO) pada Obat Tadisional

Harapan dan kepercayaan masyarakat perihal obat tradisional  yang semakin tinggi tidak di ikuti dengan pemahaman yang utuh . Asumsi masyarakat bahwa obat tradisonal yang bagus adalah yang memberikan reaksi cepat terhadap penyakit yang diderita menjadi celah maraknya penggunaan bahan Kimia Obat (BKO) pada Obat Tradisional. Badan POM selaku Badan yang memiliki otoritas didalam Pengawasan Obat dan Makanan di Indonesia, terus berupaya untuk memenuhi keinginan masyarakat dengan meningkatkan perannya didalam melindungi masyarakat dari peredaran obat tradisional yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan. Sebagai upaya mengoptimalkan peran tersebut BBPOM di Makassar mengadakan Sarasehan dengan tema “Perkuatan Sinergitas Penta Helix untuk Edukasi Masyarakat Terkait Bahaya Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)”  pada tanggal 4 Oktober 2022 bertempat di hotel Four points by Sheraton Makassar, Kegiatan yang dibuka oleh Plt. Kepala BBPOM di Makassar Sriyani Rasyid.

Sebagai narasumber dalam kegaitan ini Koordinator KS Pemeriksaan BBPOM di Makassar Hamka Hasan, Dekan Fakultas Farmasi Univeristas Hasanuddin, Marianti A. Manggau l, Kepala Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Anna Khuzaimah, PT Ismut Fitomedika IndonesiaDR. Mansur Ibrahim dan sebagai penanggap Ketua IDI Sulsel Siswanto Wahab, Ketua IAI Sulsel Gemini Alam, Dinas Kesehatan Prov Sulsel Andi Haslinda Media Tribun Timur Edi Sumardi

      

Dengan kegiatan sarasehan ini, diharapkan adanya persamaan persepsi antara pemangku kepentingan dalam mengedukasi masyarakat dan pelaku usaha terkait Obat Tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) serta mengoptimalkan pelayanan kesehatan pemerintah /swasta berbasis pengobatan obat tradisional sebagai layanan komplementer yang aman dan berkhasiat yang berfungsi sebagai  penunjang pelayanan kesehatan.

Pada kegiatan ini juga dilakukan sesi minum jamu bersama sebagai wujud komitmen semangat  menjadikan jamu sebagai ramuan kearifan lokal warisan budaya bangsa yang harus terus dijaga.

Prev Post PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDU.......
Next Post FASILITASI KEAMANAN PANGAN BAGI KOMUNITAS DESA DAN USAHA PAN.......
Komentar 0
Tinggalkan Komentar